Bisnis Kecil Yang Menjadi Besar dan Sukses (Tugas Kewirausahaan: 23 September 2016)
By intan lestari - 9/25/2016 07:00:00 PM
Nama : Intan Lestari
NPM : 24213436
Kelas : 4EB21
Tugas : Kewirausahaan
Siapa
yang tidak kenal dengan keripik “Maicih”? Keripik berbahan dasar singkong yang
terkenal dengan rasa perdasnya dalam berbagai level, mulai dari level 3, 5, dan
10. Adalah Reza Nurhilman pria berusia 29 tahun sosok dibalik suksesnya keripik
pedas yang menjadi salah satu jajanan khas Bandung. Reza Nurhilman yang lebih
dikenal dengan sebutan AXL ini memulai bisnis keripiknya pada tahun 2010 saat
ia masih berusia cukup muda, 23 tahun. Kisah sukses keripik asal Bandung ini
bermula saat owner bersama seorang
temannya datang mengunjungi sebuah desa di daerah Cimahi, Jawa Barat untuk
mencicipi keripik pedas buatan seorang Nenek dan menyukai rasanya yang menurut
owner sangat enak. Sayang, si Nenek tidak berniat memasarkan produknya dan
hanya membuatnya pada saat tertentu saja.
Tidak
ingin melepaskan kesempatan yang ada, Reza berinisiatif untuk memasarkan produk
keripik pedas si Nenek secara komersil. Maka dari itu, beberapa waktu kemudian Reza kembali ke
tempat si Nenek untuk meminta diajarkan membuat keripik pedas dan meminta izin
untuk menggunakan resepnya dalam pembuatan keripik maicih. Dimulailah bisnis
keripik pedas ini oleh Reza Nurhilman bermodalkan uang Rp 15 juta pada pertengahan
2010. Pada awalnya Reza memproduksi keripik perdasnya paling banyak 50 bungkus
sehari dengan varian awal yaitu keripik dan gurilem dengan tingkat level
kepedasan dari level 1 sampai level 5 serta masih dijajakan secara berkeliling
maupun ditawarkan ke teman melalui mulut ke mulut.
Nama
“Maicih” berasal dari masa kecil owner yang dulu jika menemani Ibunya ke Pasar
dan melihat Nenek-Nenek memakai ciput dan membawa dompet kecil dengan resleting
yang disebut “dompet maicih”. Nama ini dipilih karena terkesan nyeleneh dan
membuat penasaran serta mudah diingat. Keripik bergambar siluet perempuat
berciput dengan tagline “ For Ichihers with love” ini sudah menjadi terkenal
dalam kurun waktu satu tahun sejak kemunculannya di kalangan Ichihers sebutan
bagi orang-orang pecinta maicih yang tidak segan-segan untuk memakan keripik
pedas ini sampai tericih-icih yang artinya kepedasan. Setelah cukup sukses
dengan menjual keripiknya dengan berkeliling, Reza mulai memanfaatkan teknologi
yang ada dengan memasarkannya lewat media sosial twitter.dan facebook. Para
jendral sebutan untuk mereka yang membantu memasarkan produk maicih ini akan
menginfokan di mana mereka akan menjajakan keripik pedas mereka. Jendral atau
para agen Maicih ini tidak asal di rekrut saja tapi mereka melakukan interview
dan dijuga diberi pelatihan berupa workshop beberapa hari di Bandung karena
jendral bukanlah karyawan Maicih melainkan mitra usaha
Itulah
yang unik dari produk maicih ini mereka tidak memiliki gerai fisik, mereka memilih
menjajakan produknya secara mobile dengan menggunakan mobil untuk membawa dagangan
mereka. Para jendral akan menginformasikan di mana mereka akan menjajakan
produknya yang hanya bisa kita tahu dengan memantau akun sosial media mereka di
twitter maupun facebook. Alasan maicih tidak memilik gerai fisik salah satunya
adalah biaya operasionalyang tinggi. Ini juga bisa digunakan sebagai salah satu
tips jika ingin memulai suatu usaha.
Setiap
jenis usaha pasti tidak akan selalu mulus dalam perjalanannya, hal itu juga
terjadi maicih. Pada tahun 2011 terjadi pecah kongsi dalam tubuh maicih yang
membuat produk keripik maicih menjadi terbelah dua. Tapi Reza sebagai owner
maicih tidak patah arang dan tetap melanjutkan bisnis maicihnya meskipun harus
kehilangan salah satu bagian dari tim maicih. Terbukti dengan kapasitas
produksi maicih yang mencapai 2000 bungkus per hari dengan varian sampai level
10 dengan omset per bulan mencapai Rp 900 juta atau ±Rp 30 juta per hari yang
dipasarkan hampir di seluruh daerah di Indonesia. Dengan beberapa varian produk
diantaranya Keripik level 3,5, dan 10, Basreng, Gurilem, Seblak keju dan Seblak
Original. Harga produk Maicih sendiri termasuk murah untuk ukuran kantong pelajar maupun mahasiswa dengan kisaran harga keripik level 3-5, gurilam dan seblak Rp 11 ribu,
untuk keripik yang level 10 Rp15 ribu. Untuk daerah luar Bandung, keripik
level 3-5, gurilam dan seblak Rp15 ribu, yang level 10 itu Rp18 ribu.
Opini penulis mengenai maicih:
Maicih
merupakan salah satu jenis usaha kecil yang menjadi besar dan sukses, terbukti
dengan dipasarkannya produk ini hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Konsep
marketing yang out of the box dari owner membuat produk ini masih berhasil
bersaing dipasaran hingga diusianya yang menginjak 6 tahun ini. Kegiatan
promosi lewat media sosial merupakan salah satu ide brilian untuk memasarkan
produk karena bisa di akses oleh seluruh orang di Indonesia bahkan dunia dan
tidak memerlukan biaya operasional yang tinggi, karena seperti kita tahu
promosi via media sosial ataupun facebook bersifat gratis. Belum lagi penjualan
produk maicih yang bersifat mobile membuat para pecinta maicih dengan
sendirinya mencari keberadaan maicih dengan memantau keberadaannya via social
media. Cukup banyaknya varian produk dan tingkat level kepedasan yang berbeda
juga menjadi daya tarik tersendiri dari produk keripik pedas maicih. Belum lagi
harganya yang cukup terjangkau, tidak lebih dari Rp 15 ribu untuk wilayah
Bandung dan Rp 20 ribu untuk luar wilayah Bandung membuat para pencinta Maicih
makin menggandrungi keripik pedas ini.
0 komentar